Pernah dengar istilah ATM nya anak SMK ? Yup, kata tersebut berarti
Amati, Tiru, Modifikasi. Pendekatan tersebut sangat sering digunakan, tidak
hanya di pendidikan tetapi juga dunia bisnis. Donny Pramono, founder Sour Sally
mengatakan hal yang tidak jauh berbeda. “Never
reinventing the wheel” sebutnya. Hal yang sama akan kita lakukan ketika
memulai CoP.
Conduct Core Planning atau Perencanaan Inti adalah tahapan awal dimana
identitas tersebut ditentukan. Mengacu pada konsep ATM, yang kita akan lakukan
pertama ialah mengamati ciri-ciri komunitas yang sudah mapan, menirunya dalam
bentuk Conduct Core Planning serta melakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan
komunitas.
Guide ini dibuat melalui pengamatan terhadap bentuk komunitas yang sudah
mapan, sukses, dan memiliki tingkat militansi yang tinggi. Sebagai awalan, kami
mengacu pada CoP Practicioner Guide
milik NAVSEA kemudian kami membawanya ke tingkatan yang lebih tinggi lagi. Yang
kami lakukan ialah mengamati komunitas yang sudah dewasa, menguji
konsep dan ide dari berbagai sumber, mengevaluasi metode dan bertanya lebih
banyak lagi pada anggota komunitas tersebut. Pada akhirnya kami menemukan bahwa
ada beberapa aspek yang selalu ada pada sebuah komunitas yang sudah mature.
Paling utama ialah komunitas yang sudah mapan memilki identitas yang
jelas. Identitas tersebut diketahui dan dipahami oleh seluruh anggota.
Identitas tersebut berupa kejelasan tujuan komunitas, faktor apa yang
memberikan nilai lebih, topik diskusi apa yang seharusnya dibicarakan, etika
dan aturan main yang harus dihormati, bagaimana seharusnya berinteraksi, cara
menanggapi pertanyaan dan jawaban, penghormatan atas aturan, dan sebagainya.
Untuk mempermudahnya, kami menentukan 4 (empat) identitas yang harus
ditetapkan, yaitu (1) Purpose (Tujuan); (2) Knowledge Focus (Pengetahuan yang
menjadi Fokus); (3) Success Criteria (Kriteria Sukses); (4) Value and Norms (Panduan
dan Aturan Main yang berlaku). Lets lay
it one at a time.
Purpose (Tujuan)
Bagi semua inisiatif, baik pekerjaan atau personal, tujuan adalah kunci
keberhasilan. Semakin jelas, semakin detail, semakin terukur tujuannya, maka
semakin besar juga tingkat bertahan hidup komunitas tersebut. Tujuan juga
diharapkan dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimana cara menterjemahkan
konsep ‘komunitas’ agar bermanfaat bagi organisasi dan para anggotanya serta bagaimana
cara memfasilitasi anggota dengan beragam latar belakang dan lokasi menjadi
sumber pengetahuan yang relevan yang bisa digunakan oleh komunitas
Yang juga tidak boleh dilupakan ialah bahwa tujuan komunitas harus
memiliki nilai tambah bagi anggotanya. “Apa manfaatnya bagi saya ?”. Intinya,
jika ada seseorang diluar sana mendengar tentang komunitas Anda, dia haruslah
tertarik ketika mendengar pernyataan tujuan komunitas tersebut. Jika Anda
berhasil membuatnya tertarik dan ikut bergabung, maka tujuan Anda sudah pada
jalur yang benar.
Beberapa CoP yang kami bantu inisiasinya menyatakan tujuan komunitas
mereka dalam beberapa kalimat seperti meningkatkan pengetahuan mengenai topik
tertentu; pemecahan masalah praktis; mendapatkan sertifikat atau keahlian;
mengaplikasikan teori atau meningkatkan pemahaman. Tujuan CoP yang Anda bentuk
bisa saja sama atau berbeda. Tergantung arahan dan kebutuhan organisasi serta
anggotanya.
Pertanyaan yang kerap muncul ialah tentang cara kita menerima semua ide
dan memenuhi harapan tujuan semua orang ? Tentu saja kita tidak bisa melakukan
itu. Tetapi juga bukan berarti kita tidak perlu menentukan tujuan tersebut.
Ingat bahwa tujuan Sponsored CoP
ialah membantu terbentuknya komunitas. Nantinya pada sesi CoP yang telah
berjalan, tujuan tersebut dapat di evaluasi kembali oleh anggota komunitas dan
jika merasa tujuan tersebut tidak sesuai dengan kebutuhan maka tujuan dapat
diubah. Tentu saja tujuan baru tetap harus pada jalurnya, yaitu sesuai dengan
pengetahuan penting.
Knowledge Focus (Fokus Area
Pengetahuan)
Fokus area pengetahuan diibaratkan seperti sebuah gawang dalam permainan
sepak bola. Apapun caranya, bagaimana pun metodenya, seluruh anggota tahu bahwa
bola harus masuk ke gawang. Sama seperti knowledge
focus. Apapun topik pembahasan, masalah yang ingin diselesaikan, pengetahuan
yang akan ditingkatkan, maka pada akhirnya haruslah dihubungkan dengan knowledge focus. Sama seperti sepeda
yang dibawa ke komunitas fotografi. Yang dibahas bukan setting sepeda tetapi
teknik fotografi yang sesuai untuk memfoto sepeda tersebut.
Cara yang paling mudah untuk menentukan knowledge focus ialah dengan mengacu pada hasil pemetaan
pengetahuan (knowledge mapping). Jika
organisasi Anda belum melakukan knowledge
mapping, maka cobalah langkah singkat ini. Anda dapat memulai dengan mengidentifikasi
proses bisnis apa yang paling penting bagi organisasi sehingga jika proses
bisnis tersebut tidak dilakukan, maka bisnis akan berhenti atau terganggu.
Kemudian dari proses bisnis penting tersebut, Anda identifikasi aktivitas apa
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proses bisnis tersebut. Langkah terakhir,
tentukan pengetahuan apa yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas tersebut.
Voila, you have your knowledge focus now
!
Untuk membantu CoP yang baru terbentuk, sebaiknya Anda membuat beberapa
topik turunan dari knowledge focus.
Ini akan membantu komunitas dalam sesi sesi awal mereka. Sebagai entitas yang
baru saja lahir, anggota komunitas masih memerlukan Bantuan hingga mereka cukup
nyaman menentukan topik yang lebih mereka butuhkan. Sebagai contoh, jika knowledge focus yang ditetapkan ialah
marketing, maka topik yang bisa diusulkan diantaranya, “Menangani Complain dari
Pelanggan”; “Menciptakan Customer Retention”; “How to Marry Your Customer” dan
sebagainya. Cara penentuan topik diskusi akan kita bahas dalam artikel lainnya.
Success Criteria (Kriteria
Sukses)
Cara yang paling mudah menggambarkan success
criteria adalah hasil akhir yang ingin kita capai ketika sesi CoP selesai.
Hasil akhir tersebut bisa berupa jumlah peserta yang terlibat, kualitas
interaksi dan diskusi, pengetahuan yang bertambah, atau masalah yang berhasil
diselesaikan. Kriteria sukses sangat tergantung pada kebutuhan dan harapan
anggota. Pada akhir sesi, champion
atau anggota komunitas lainnya melakukan sesi diskusi singkat untuk mengukur
apakah sesi yang sudah berjalan sudah sesuai dengan success criteria atau perlu peningkatan.
Terkadang, success criteria
juga menjadi titipan manajemen untuk mengevaluasi pelaksanaan CoP. Well, pada akhirnya Sponsored CoP
merupakan inisiatif manajemen dan mereka berhak untuk mendapatkan bukti
keberhasilan dari CoP tersebut. Saran saya, jangan menetapkan target pekerjaan
pada CoP. Ingat bahwa CoP bertujuan untuk memberikan sarana sharing, arena praktek ide dan inovasi
serta mengembangkan pengetahuan, bukan untuk mempercepat pencapaian target atau
menyelesaikan masalah di meeting.
Knowledge workers need refreshing place where they could mingle and socialize.
Kita berharap mereka bisa memenuhi kebutuhan sosial tersebut dengan aktivitas
positif seperti sharing dan belajar.
Value and Norms (Panduan dan
Aturan Main yang berlaku)
Jika knowledge focus adalah
gawang maka values and norms adalah
peraturan dan kode etiknya. Seinformal apapun sebuah organisasi, aturan adalah
hal yang wajib ada. Begitupun dalam CoP. Hanya saja dalam CoP, aturannya
sedikit berbeda dengan organisasi formal. Dalam komunitas, aturan merupakan
hasil kesepakatan antara anggota komunitas. Jika dianalogikan dengan sepakbola,
maka values adalah peraturan sedangkan norms adalah etika yang berlaku. Value and norms singkatnya adalah
hal-hal yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan (Do and Don’t).
Beberapa CoP yang kami bantu, merumuskan aturan mereka dalam kalimat
seperti pelaksanaan tepat waktu, respect to others, No SARA, equality, keterbukaan
(openness), no gossip, think positive, dan sebagainya. Value and norms ini akan
banyak berguna bagi anggota komunitas selama diskusi berlangsung dan sangat
penting untuk diketahui oleh seluruh anggota agar proses diskusi tetap berjalan
informal dan fun.
Kita sudah tahu komponen yang perlu ditentukan dalam Conduct Core Planning. Pertanyaannya sekarang, siapa yang harus terlibat dalam Conduct Core Planning ? Ingat bahwa Sponsored CoP bukanlah organisasi yang Anda bentuk dan serahkan ke karyawan. Jika Anda lakukan itu, saya jamin komunitas akan mati dalam hitungan bulan, bahkan hari. Sebuah komunitas hanya menjadi komunitas jika memiliki anggota dan anggota hanya akan ada jika mereka dilibatkan sejak awal pembentukannya.
Di lain pihak, kita juga tidak mungkin mengumpulkan semua anggota untuk memulai. Ada keterbatasan waktu, tenaga dan perbedaan kepentingan yang dapat menghambat terbentuknya komunitas. Untuk itulah kita memerlukan beberapa pihak yang dapat mendukung CoP sekaligus dapat mewakili kepentingan komunitas. Merekalah The Man Behind The Curtain, para elite member, agent of change, core team yang mengawal CoP menjalani masa-masa awalnya. Kita akan bahas ini di tulisan selanjutnya.
Kita sudah tahu komponen yang perlu ditentukan dalam Conduct Core Planning. Pertanyaannya sekarang, siapa yang harus terlibat dalam Conduct Core Planning ? Ingat bahwa Sponsored CoP bukanlah organisasi yang Anda bentuk dan serahkan ke karyawan. Jika Anda lakukan itu, saya jamin komunitas akan mati dalam hitungan bulan, bahkan hari. Sebuah komunitas hanya menjadi komunitas jika memiliki anggota dan anggota hanya akan ada jika mereka dilibatkan sejak awal pembentukannya.
Di lain pihak, kita juga tidak mungkin mengumpulkan semua anggota untuk memulai. Ada keterbatasan waktu, tenaga dan perbedaan kepentingan yang dapat menghambat terbentuknya komunitas. Untuk itulah kita memerlukan beberapa pihak yang dapat mendukung CoP sekaligus dapat mewakili kepentingan komunitas. Merekalah The Man Behind The Curtain, para elite member, agent of change, core team yang mengawal CoP menjalani masa-masa awalnya. Kita akan bahas ini di tulisan selanjutnya.
0 comments:
Post a Comment