Kita sudah membahas cara branding
dan menjual Knowledge Management pada manajemen di tulisan sebelumnya. Kali ini
saya akan coba membahas tahapan selanjutnya, mengenalkan Knowledge Management
pada seluruh organisasi. Sebagai praktisi Knowledge Management, kita setuju
bahwa untuk memastikan Knowledge Management berjalan, berkembang dan memberikan
nilai tambah maka seluruh organisasi harus memahami, menyadari manfaat Knowledge
Management dan pastinya melaksanakan Knowledge Management. Tapi inilah yang
menjadi masalah. Tidak semua orang mau belajar dan menggunakan Knowledge
Management. Alasannya tidak akan jauh dari belum butuh, bukan prioritas, load pekerjaan yang sudah tinggi atau
tidak ada manfaatnya.
Well, we can’t blame them. Tuntutan bisnis yang penuh target membuat
sebagian besar anggota organisasi mengesampingkan kebutuhan belajar dan
mengembangkan diri. Tapi kita tidak perlu fokus pada masalah tersebut. Pada
dasarnya, semua anggota organisasi ingin terus mengembangkan diri. Mereka hanya
belum tahu apakah Knowledge Management bisa membantu mereka untuk mengembangkan
potensi dan kompetensinya. Itulah mengapa pendekatan yang harus diutamakan
ketika mengenalkan Knowledge Management, mengacu pada istilah Roan Yong, adalah
“WIIFM-What’s In It For Me”. Apa yang
Knowledge Management bisa berikan bagi saya?. Kita akan bahas aplikasinya dalam
branding Knowledge Management di
tulisan ini.
Pola pikir lain yang perlu digunakan oleh KMers ialah fokus pada manusia (people).
Sedikit membahas komponen Knowledge Management maka ada 3 bagian Knowledge
Management yang saling berkaitan, yaitu People,
Process, Technology. Untuk menjawab mengapa dalam branding Knowledge Management yang paling penting ialah people, saya hendak mengulas sedikit
bentuk Knowledge Management pada masa-masa awal. Pada awal perkembangannya, Knowledge
Management dijalankan dengan pola pikir bahwa pengetahuan sudah ada di
organisasi dan tugas Knowledge Management adalah mengelola pengetahuan
tersebut. Mudahnya, Knowledge Management diibaratkan barang yang sudah ada,
terlihat dan diketahui oleh seluruh organisasi. Itulah mengapa Knowledge
Management pada masa awal lebih fokus pada membuat sistem penyimpanan (repository system) dan standardisasi
proses pengelolaan pengetahuan. Tetapi pada kenyataannya, pengetahuan yang ada
belum banyak diketahui oleh seluruh organisasi. Bahkan pada beberapa kasus,
pengetahuan itu sendiri tidak secara sistematis berkembang, dalam hal ini
bentuknya ialah inovasi, sehingga pendekatan mengelola pengetahuan tidak
berhasil. Bagaimana kita bisa mengelola “barang” (pengetahuan) jika kita tidak
tahu dimana “barang” tersebut berada ?
Disinilah Knowledge Management berkembang menjadi KM social. Pendekatannya tidak lagi mengelola tetapi fokus pada
proses membuat inovasi dan mengalirkan pengetahuan. Ketika berbicara tentang
proses inovasi dan mengalirkan pengetahuan, maka aspek yang memegang peranan
paling penting ialah karyawan, para ahli (SME), dan praktisi pengetahuan di
organisasi. Inilah jawaban mengapa mengembangkan Knowledge Management perlu
berfokus pada people. Jika tahapan
mengalirkan pengetahuan dan menghasilkan inovasi sudah berjalan, maka kita bisa
berfokus pada merapihkan process dan
membangun technology sebagai
pendukungnya.
How we start marketing Knowledge
Management ?
Here come the big question. How we
could start introducing Knowledge Management across organization ? Satu hal
yang perlu ditekankan, tidak ada rumus standar, panduan praktis atau jurus
sakti implementasi Knowledge Management yang dapat digunakan secara langsung
pada setiap organisasi. Every
organization and business is UNIQUE. Cara yang berhasil di satu organisasi
belum tentu berhasil juga di organisasi lain. Tetapi bukan berarti tidak ada key point yang bisa digunakan sebagai
panduan. Begitupun tulisan ini. Tips dan panduan berikut mungkin dapat anda
terapkan dan beberapa mungkin perlu disesuaikan dengan keadaan organisasi. Let’s talk it in deep.
Tips 1 : Make It Simple
Syarat utama dalam dunia sales
dan marketing ialah jangan buat
pelanggan anda bingung. Begitupun Knowledge Management. Tidak semua orang
mengerti apa itu Knowledge Management dan tidak perlu mengharapkan mereka mau
mengerti apa itu Knowledge Management. Sebaliknya jelaskan Knowledge Management
dengan bahasa yang mudah dimengerti. Di KMPlus, ada aturan tidak tertulis
ketika kami harus menjelaskan Knowledge Management ataupun solusi lainnya pada
klien. Explain it, so even monkey can
understand. Jelaskan semudah mungkin hingga monyet saja bisa mengerti.
Tanpa bermaksud merendahkan, ungkapan tersebut bertujuan untuk mendorong kami
berdiskusi dengan klien menggunakan bahasa yang semudah mungkin dan dapat
diaplikasikan secara langsung. Selain itu, ungkapan tersebut juga memaksa kami
untuk mengerti secara jelas terhadap solusi yang ditawarkan. Quoting Einstein, If you can’t explain
something with simple phrase it means you don’t understand enough.
Pilihlah kata-kata dan penjelasan yang mudah dimengerti dan hindarkan
penggunaan istilah Knowledge Management, jika diperlukan. Pada beberapa kasus,
penggunaan bahasa Inggris juga dapat membingungkan. Beberapa klien kami
mengganti istilah Community of Practice
menjadi Forum Keahlian, Knowledge Mapping
menjadi Pemetaan Pengetahuan, KM
Repository menjadi KM Portal, knowledge
sharing menjadi berbagi pengetahuan. Selain itu beberapa istilah juga
dibuat dengan bahasa slang yang
sesuai dengan budaya perusahaan, seperti nama Community of Practice yang unik (Ngopi Knowledge, Kost-An, dsb).
Cara lainnya ialah dengan membuat aplikasi Knowledge Management yang
disesuaikan dengan budaya dan kebiasaan di organisasi. Beberapa praktisi Knowledge
Management menyatukan kegiatan knowledge
sharing dengan agenda rutin mereka seperti diskusi evaluasi, shift changing, early briefing atau after
office discussion. Tentu dengan penyesuaian tertentu seperti suasana yang
santai, tidak formal, open discussion, brainstorming
dan harus sesuai dengan pengetahuan penting organisasi.
Pemilihan metode pengenalan Knowledge Management harus mengacu pada
pendekatan awal. “Mengapa ini penting buat saya ?” Beri penjelasan di awal apa
keuntungan yang dapat didapatkan dengan menjalankan Knowledge Management.
Pilihlah nilai tambah yang memang dibutuhkan oleh anggota organisasi. Dengan
cara tersebut keikutsertaan dari anggota organisasi akan terbangun dengan
sendirinya. Salah satu klien kami berhasil menjalankan Knowledge Management di
organisasi karena anggota yang ikut dalam event Knowledge Management dapat
mendengar langsung best practices
mengelola produk perbankan dari Kepala Bidang yang berpengalaman tetapi sulit
ditemui.
Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa simple bukan berarti general.
Pendekatan simple hanya bertujuan untuk membuat mereka mengerti inti dari Knowledge
Management dan aktivitasnya, tetapi anda juga harus membekali diri dengan
pemahaman lebih lanjut dalam konsep dan aplikasinya sehingga aktivitas Knowledge
Management yang diperkenalkan tidak dianggap hal biasa dan tidak cukup penting
bagi anggota organisasi.
Tips 2 : Launch The Campaign
Kenalkan Knowledge Management ke seluruh organisasi dengan melakukan
serangkaian event dan kampanye (campaign).
Gunakan poster dan media lainnya yang ada di perusahaan. Cara ini memang
membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Sesuaikanlah dengan budget yang dimiliki
perusahaan anda. Campaign dapat
dilakukan dengan banyak cara. Beberapa yang saya temui di klien sangat menarik
sebagai pertimbangan. Sebuah perusahaan yang bergerak di bidang banking memberikan insentif snack bagi peserta forum sharing, perusahaan lainnya melakukan
dengan membuat poster dan buku saku, lainnya menggunakan KM Portal sebagai
akses untuk menggunakan aplikasi pekerjaan. Beberapa juga menggunakan media
internal seperti majalah dan papan pengumuman untuk update kegiatan Knowledge Management. Beberapa perusahaan dengan
budget terbatas menyebarkan newsletter hasil
CoP dan jadwal event Knowledge Management melalui email kantor. Bahkan ada
beberapa yang dilakukan dengan mengadakan event secara sukarela karena
merasakan pentingnya Knowledge Management bagi mereka.
Intinya lakukanlah kampanye Knowledge Management secara konsisten.
Hindarkan kampanye yang berlebihan tetapi hanya dilakukan sekali saja. Proses
mengenalkan Knowledge Management tidak bisa dilakukan dalam satu malam.
Komitmen dan disiplin adalah kuncinya.
Tips 3 : Maximazing Organization
Key Person
Sebagai KMers, anda tentu
memiliki keterbatasan mengakses semua orang di organisasi. Terlebih lagi bagi
organisasi yang sudah sangat besar dan terpisah dari segi lokasi. Jika hal ini yang terjadi, maka pilihlah
beberapa anggota organisasi yang memiliki passion
dan posisi yang cukup kuat di organisasi anda. Kami menyebutnya sebagai KM Agent. Individu inilah yang akan
menjadi perpanjangan tangan anda dalam mengenalkan Knowledge Management ke
seluruh organisasi. Mereka pula yang akan menjadi champion dalam komunitas yang selanjutnya akan dikembangkan. Mereka
ialah kunci kesuksesan anda dalam mengenalkan dan menjalankan Knowledge
Management di organisasi. KM Agent adalah evangelist
anda.
Sebagai tangan kanan anda, agents
diharapkan memiliki kemampuan dan pemahaman Knowledge Management yang memadai,
khususnya tentang knowledge sharing
dan komunitas. Oleh karena itu, peningkatan kompetensi agents adalah kewajiban.
Tidak perlu selalu berupa pelatihan. Beberapa klien kami hanya melakukan regular sharing tentang Community of
Practice dan sukses mengembangkan Knowledge Management. Kuncinya ialah dengan
mengembangkan komunitas KM Agents. Dengan komunitas selain
memudahkan tugas anda dalam mengontrol perkembangan pengenalan Knowledge
Management di organisasi mereka juga akan memberikan kesempatan agents untuk bertemu dan sharing pengalaman menerapkan Knowledge
Management di bagiannya masing-masing. Komunitas juga akan membantu agents menjaga semangat dan passion dalam mengenalkan Knowledge
Management.
Pemilihan agent juga menjadi tahapan penting untuk memastikan kesuksesan
pengenalan Knowledge Management. Salah satu yang bisa dijadikan acuan ialah
konsep The Law of Few dari Malcom
Gladwell. Menurut Gladwell, ada tiga karakteristik individu yang dapat
mempercepat proses menyebarnya informasi, yaitu Connectors, Maven, dan Salesman.
Saya akan membahas tentang karakter KM
Agents lebih detail di tulisan lainnya.
Final note : It’s All About
Nurturing Community
Komunitas adalah success factor
dalam mengenalkan dan menjalankan Knowledge Management. Konsep dan aplikasi
komunitas sudah terbukti berhasil dalam banyak bidang, bukan saja di Knowledge
Management. Dalam dunia internet, kita kenal open source community, wiki
community, forum based community atau bentuk yang sederhana, mailing list. Di dunia pendidikan,
pendekatan komunitas bagi mahasiswa terbukti berhasil meningkatkan tingkat
kelulusan dan IPK. Militer menggunakan komunitas untuk mempersiapkan tentara
yang akan berangkat ke medan perang. Bahkan komunitas kini menjadi trend baru
dalam mensukseskan kampanye pemilihan kepala pemerintahan.
Begitupun bagi bisnis. Pendekatan komunitas sudah terbukti memberikan value bagi perusahaan. Perusahaan di
bidang retail telah lama membangun komunitas bagi pelanggannya untuk
meningkatkan loyalitas merek (brand
loyalty) sekaligus media pemetaan demografis pelanggan. Expert dan professional rela berkumpul diluar jam kerja untuk sharing pengalaman dan best practice. Intinya, komunitas adalah
A MUST initiative dalam Knowledge
Management. Di tulisan ini, saya tidak akan membahas secara detail aplikasi
komunitas bagi Knowledge Management karena jujur saja, halamannya tidak akan
cukup. Let’s save it for another article :).
0 comments:
Post a Comment