Wednesday, August 15, 2012

Memilih KM Agents : Belajar dari Tipping Point Phenomena


Sebagai praktisi KM (KMers), kita setuju bahwa komunitas adalah media yang sangat efektif untuk mengalirkan pengetahuan dan mensukseskan inisiatif KM. Fokus pada pembelajaran, sifat keterbukaan, kemudahan penerapan, fleksibilitas dan fungsi kolaborasi yang kuat menjadi alasan mengapa KMers sangat membutuhkan komunitas. Terbentuknya komunitas bermula dari beberapa individu yang mempunyai ketertarikan yang sama dan keinginan untuk berbagi serta terus belajar. Contohnya komunitas fotografi yang dimulai dari orang-orang dengan hobi fotografi dan hunting foto. Atau komunitas Bike to Work yang berkumpul karena sama-sama suka bersepeda ke kantor. Mereka dengan senang hati akan berkumpul, berdiskusi dan saling membantu untuk menghidupkan komunitasnya. Bahkan pada beberapa kasus, komunitas memiliki ikatan batin yang lebih kuat dibandingkan dengan keluarga atau pertemanan biasa. Sangat hebat bukan ?

Sekarang bayangkan jika kita bisa menggunakan komunitas untuk menyebarkan inisiatif KM. Tidak perlu lagi ada kampanye, regular event, poster-poster yang memenuhi ruangan, yel yel yang tidak jelas. Lupakan pula ceramah-ceramah formal tentang pentingnya KM bagi organisasi, pentingnya bagi karyawan dsb. Yup, I don’t think that kind of campaign will bring true collaboration. Dengan adanya komunitas, tugas rumah paling sulit untuk mengenalkan dan menjalankan KM akan berjalan mulus. Anda akan memiliki sekumpulan orang dengan tingkat fanatisme tinggi terhadap KM. Mereka akan menjadi juru bicara yang tidak kenal lelah mempromosikan KM. Mereka akan berbagi dan menjalankan KM karena sadar pentingnya belajar bukan karena takut KPI tidak terpenuhi.

Yang menjadi menarik ialah bagaimana menciptakan komunitas yang loyal tersebut. Jika berbicara tentang hobi, maka akan mudah mengumpulkan orang dengan hobi yang sama. Tapi berapa banyak dari kita yang menjadikan kerja sebagai hobi ? Well,, you can count it by yourself :) Inilah masalah utama ketika membangun komunitas yang berkaitan dengan dunia kerja. Tidak banyak dari kita yang rela berkumpul atau sekedar berdiskusi untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan kompetensi.  

Berbicara tentang membangun komunitas, ada satu faktor yang dapat menentukan keberhasilan inisiatif komunitas KM. Seperti yang sudah saya bahas di tulisan sebelumnya, mengenalkan KM ke seluruh organisasi tidak bisa dilakukan dengan kekuatan anda sendiri. Anda memerlukan para evangelist, champion, pendukung, tim inti dan sejenisnya untuk menjangkau seluruh organisasi. Mereka yang saya sebut sebagai KM Agents. Merekalah yang akan menjadi pionir komunitas-komunitas yang dibangun. KM Agents adalah individu-individu yang menjadi titik kunci sekaligus motor penggerak bagi “mesin” komunitas KM anda. Mereka, sesuai namanya adalah para elite dari seluruh organisasi yang bertugas di garis depan memastikan KM terlaksana.

Sama seperti elite agent di dunia mata-mata, KM Agents haruslah orang-orang terpilih dengan kriteria tertentu dan kualitas terbaik. Langkah pertama untuk mendapatkan KM Agents ialah melakukan seleksi dan penetapan kriteria yang anda butuhkan. Baru setelah itu, anda dapat memulai pengembangan kompetensi yang dibutuhkan.

Dalam memilih KM Agents, fenomena Tipping Point (titik balik) menjadi menarik untuk dibicarakan. Tipping Point adalah fenomena dimana suatu aktivitas, ide, produk atau inisiatif mencapai suatu titik atau keadaan dimana tingkat penyebaran dan pelaksanaanya bertambah secara cepat, bahkan eksponensial. Pengarang buku The TippingPoint : How Little Things Can Make Big Difference, Malcolm Gladwell menyebutkan contohnya, yaitu ketika sepatu ala Gipsy dari Hush Puppies, sebuah brand kecil, tiba-tiba menjadi sangat terkenal dan dicari oleh seluruh masyarakat Amerika. Berbicara di Indonesia, tentu banyak kejadian Tipping Point yang bisa kita lihat. Sebut saja fenomena ketika Facebook menjamur di kalangan anak muda atau BlackBerry yang berubah dari gadget bisnis menjadi gadget wajib masyarakat Indonesia. Gladwell menyebutkan bahwa fenomena Tipping Point salah satunya dipicu oleh beberapa orang atau komunitas yang dapat dengan efektif menyebarkan ide dan gagasan. Gladwell menyebutnya sebagai The Law of Few.

Hukum yang Sedikit (The Law of Few) menyebutkan bahwa ide dan gagasan menyebar ternyata tidak seperti yang kita kira, yaitu melalui kampanye, iklan, atau penggerakan massa. Hanya butuh beberapa orang dengan karakteristik tertentu yang mengenalkan ide melalui tindakan, kata-kata dan kegiatan untuk memastikan ide tersebut diterima secara sukarela oleh masyarakat. Gladwell mengatakan bahwa ada tiga jenis individu yang dapat secara efektif melakukan hal tersebut. Mereka adalah Connectors, Maven dan Salesman.

Connectors
Didalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemui orang-orang dengan jaringan dan kenalan yang jauh lebih banyak dibanding individu lainnya. Mereka memiliki kebiasaan berteman dan juga disukai oleh banyak orang. Individu ini biasanya dapat ditemui dengan ciri-ciri memiliki jaringan dan kenalan yang tersebar di sebagian besar organisasi dalam berbagai macam departemen dan jabatan. Connectors memiliki sifat-sifat khas seperti selalu ingin tahu (curiosity), kepercayaan diri (self confidance), kemampuan bersosialisasi (sociability) dan passion yang kuat (energy). Gladwell menyebutnya sebagai “individu yang menghubungkan kita dengan dunia”.

Melalui individu dengan bakat sebagai Connectors, anda dengan mudah menggunakan mereka sebagai penyebar ide dan inisiatif KM ke seluruh organisasi, “menumpang” melalui bakat dan jaringannya yang luas.

Maven
Maven juga dikenal sebagai “information specialist”. Mereka adalah orang-orang yang dicari ketika kita membutuhkan informasi. Individu yang memiliki pengetahuan dan informasi yang sangat banyak, khususnya yang biasa kita butuhkan. Mereka juga memiliki hobi unik, yaitu berbagi informasi dan pengetahuan kepada orang lain. Maven adalah orang-orang yang senang menolong orang lain tanpa pamrih. Maven adalah sumber dari apa yang kita kenal sebagai “word of mouth epidemics”. Alasan mereka penting sebagai KM Agent adalah karena kemampuan mereka berbagi informasi, bersosialisasi dan komunikasi.  Maven akan berguna bagi anggota organisasi ketika mereka membutuhkan informasi dan pemahaman yang sesuai tentang KM.

Salesman
Seperti namanya, Salesman adalah individu yang memiliki bakat “meyakinkan” orang lain melalui kemampuan komunikasi dan negoisasi yang handal. Mereka memiliki bakat untuk menjelaskan sesuatu yang terlihat biasa saja menjadi hal yang menarik dan membuat orang lain setuju terhadap pemikiran tersebut. Salesman adalah komponen penting bagi KMers untuk mengenalkan ide, inisiatif, manfaat dan aplikasi KM menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Mereka, dengan cara dan pola pikirnya mampu membuat sesuatu yang tampaknya rumit dan konsep menjadi ide yang menarik dan tentu saja mudah dijalankan. Mereka adalah tenaga penjual anda yang paling handal dan menentukan diterima atau tidaknya inisiatif KM. Lebih lanjut, KMers yang sukses sebenarnya adalah seorang Salesman yang bisa menjabarkan konsep akademis KM menjadi aplikatif dan dapat diterima oleh organisasi 

Satu hal yang perlu diperhatikan, KM Agents dengan karakteristik The Law of Few seringkali bukan individu dengan jabatan dan power yang kuat. Mereka bisa saja seorang supervisor, entry level staff atau malah karyawan yang sebentar lagi akan pensiun. Fokuslah pada kriteria dan karakteristiknya, bukan pada jabatan atau lama kerja seseorang. Pertanyaan yang muncul lainnya ialah apakah seluruh karakteristik tersebut harus dimiliki oleh seorang KM Agents ? Akan sangat baik jika memang anda dan tim memilih individu yang memilliki karakteristik tersebut. Melalui mereka, fenomena Tipping Point akan terjadi secara lebih cepat dan efisien. Tetapi pada kenyataanya paket lengkap tersebut sulit ditemui di organisasi. Oleh karena itu, KM Agents sebaiknya berupa tim yang memiliki perwakilan dari karakteristik tersebut. Selain memastikan persentase keberhasilan, KM Agents dalam bentuk tim akan menjaga semangat agents selama pelaksanaan di lapangan.

Dengan kolaborasi individu dari The Law of Few, serta perencanaan yang matang, anda akan melihat bahwa ternyata mengenalkan KM ke organisasi tidak selalu membutuhkan budget berlebih atau kampanye kegiatan tradisional (yel-yel, pidato, poster, event). Percayakan pada Connectors, Mavens dan Salesman, lalu saksikan sendiri KM menjadi fenomena baru di organisasi anda.

Jika anda memiliki pengalaman dalam aplikasi The Law of Few dan fenomena Tipping Point di organisasi, saya mengundang anda untuk berbagi di blog ini 

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...