Sebagai praktisi KM (KMers),
kita setuju bahwa komunitas adalah media yang sangat efektif untuk mengalirkan
pengetahuan dan mensukseskan inisiatif KM. Fokus pada pembelajaran, sifat
keterbukaan, kemudahan penerapan, fleksibilitas dan fungsi kolaborasi yang kuat
menjadi alasan mengapa KMers sangat
membutuhkan komunitas. Terbentuknya komunitas bermula dari beberapa individu
yang mempunyai ketertarikan yang sama dan keinginan untuk berbagi serta terus
belajar. Contohnya komunitas fotografi yang dimulai dari orang-orang dengan
hobi fotografi dan hunting foto. Atau
komunitas Bike to Work yang berkumpul karena sama-sama suka bersepeda ke
kantor. Mereka dengan senang hati akan berkumpul, berdiskusi dan saling
membantu untuk menghidupkan komunitasnya. Bahkan pada beberapa kasus, komunitas
memiliki ikatan batin yang lebih kuat dibandingkan dengan keluarga atau
pertemanan biasa. Sangat hebat bukan ?
Sekarang bayangkan jika kita bisa menggunakan komunitas untuk
menyebarkan inisiatif KM. Tidak perlu lagi ada kampanye, regular event, poster-poster yang memenuhi ruangan, yel yel yang
tidak jelas. Lupakan pula ceramah-ceramah formal tentang pentingnya KM bagi
organisasi, pentingnya bagi karyawan dsb. Yup,
I don’t think that kind of campaign will bring true collaboration. Dengan
adanya komunitas, tugas rumah paling sulit untuk mengenalkan dan menjalankan KM
akan berjalan mulus. Anda akan memiliki sekumpulan orang dengan tingkat
fanatisme tinggi terhadap KM. Mereka akan menjadi juru bicara yang tidak kenal
lelah mempromosikan KM. Mereka akan berbagi dan menjalankan KM karena sadar
pentingnya belajar bukan karena takut KPI tidak terpenuhi.
Yang menjadi menarik ialah bagaimana menciptakan komunitas yang loyal
tersebut. Jika berbicara tentang hobi, maka akan mudah mengumpulkan orang
dengan hobi yang sama. Tapi berapa banyak dari kita yang menjadikan kerja
sebagai hobi ? Well,, you can count it by
yourself :) Inilah masalah utama ketika membangun komunitas yang berkaitan
dengan dunia kerja. Tidak banyak dari kita yang rela berkumpul atau sekedar
berdiskusi untuk berbagi pengalaman dan meningkatkan kompetensi.
Berbicara tentang membangun komunitas, ada satu faktor yang dapat
menentukan keberhasilan inisiatif komunitas KM. Seperti yang sudah saya bahas
di tulisan sebelumnya, mengenalkan KM ke seluruh organisasi tidak bisa
dilakukan dengan kekuatan anda sendiri. Anda memerlukan para evangelist, champion, pendukung, tim
inti dan sejenisnya untuk menjangkau seluruh organisasi. Mereka yang saya sebut
sebagai KM Agents. Merekalah yang
akan menjadi pionir komunitas-komunitas yang dibangun. KM Agents adalah individu-individu yang menjadi titik kunci
sekaligus motor penggerak bagi “mesin” komunitas KM anda. Mereka, sesuai
namanya adalah para elite dari
seluruh organisasi yang bertugas di garis depan memastikan KM terlaksana.
Sama seperti elite agent di
dunia mata-mata, KM Agents haruslah
orang-orang terpilih dengan kriteria tertentu dan kualitas terbaik. Langkah
pertama untuk mendapatkan KM Agents
ialah melakukan seleksi dan penetapan kriteria yang anda butuhkan. Baru setelah
itu, anda dapat memulai pengembangan kompetensi yang dibutuhkan.
Dalam memilih KM Agents,
fenomena Tipping Point (titik balik) menjadi
menarik untuk dibicarakan. Tipping Point adalah
fenomena dimana suatu aktivitas, ide, produk atau inisiatif mencapai suatu
titik atau keadaan dimana tingkat penyebaran dan pelaksanaanya bertambah secara
cepat, bahkan eksponensial. Pengarang buku The TippingPoint : How Little Things Can Make Big Difference, Malcolm Gladwell menyebutkan contohnya, yaitu ketika sepatu ala Gipsy
dari Hush Puppies, sebuah brand kecil, tiba-tiba menjadi sangat terkenal dan
dicari oleh seluruh masyarakat Amerika. Berbicara di Indonesia, tentu banyak
kejadian Tipping Point yang bisa kita
lihat. Sebut saja fenomena ketika Facebook menjamur di kalangan anak muda atau
BlackBerry yang berubah dari gadget bisnis menjadi gadget wajib masyarakat
Indonesia. Gladwell menyebutkan bahwa fenomena Tipping Point salah satunya dipicu oleh beberapa orang atau
komunitas yang dapat dengan efektif menyebarkan ide dan gagasan. Gladwell
menyebutnya sebagai The Law of Few.
Hukum yang Sedikit (The Law of Few)
menyebutkan bahwa ide dan gagasan menyebar ternyata tidak seperti yang kita
kira, yaitu melalui kampanye, iklan, atau penggerakan massa. Hanya butuh
beberapa orang dengan karakteristik tertentu yang mengenalkan ide melalui
tindakan, kata-kata dan kegiatan untuk memastikan ide tersebut diterima secara
sukarela oleh masyarakat. Gladwell mengatakan bahwa ada tiga jenis individu
yang dapat secara efektif melakukan hal tersebut. Mereka adalah Connectors, Maven dan Salesman.
Connectors
Didalam kehidupan sehari-hari kita dapat menemui orang-orang dengan
jaringan dan kenalan yang jauh lebih banyak dibanding individu lainnya. Mereka memiliki
kebiasaan berteman dan juga disukai oleh banyak orang. Individu ini biasanya
dapat ditemui dengan ciri-ciri memiliki jaringan dan kenalan yang tersebar di
sebagian besar organisasi dalam berbagai macam departemen dan jabatan. Connectors memiliki sifat-sifat khas
seperti selalu ingin tahu (curiosity),
kepercayaan diri (self confidance),
kemampuan bersosialisasi (sociability)
dan passion yang kuat (energy). Gladwell menyebutnya sebagai
“individu yang menghubungkan kita dengan dunia”.
Melalui individu dengan bakat sebagai Connectors, anda dengan mudah menggunakan mereka sebagai penyebar
ide dan inisiatif KM ke seluruh organisasi, “menumpang” melalui bakat dan
jaringannya yang luas.
Maven
Maven juga dikenal sebagai “information
specialist”. Mereka adalah orang-orang yang dicari ketika kita membutuhkan
informasi. Individu yang memiliki pengetahuan dan informasi yang sangat banyak,
khususnya yang biasa kita butuhkan. Mereka juga memiliki hobi unik, yaitu
berbagi informasi dan pengetahuan kepada orang lain. Maven adalah orang-orang yang senang menolong orang lain tanpa
pamrih. Maven adalah sumber dari apa
yang kita kenal sebagai “word of mouth
epidemics”. Alasan mereka penting sebagai KM Agent adalah karena kemampuan mereka berbagi informasi, bersosialisasi
dan komunikasi. Maven akan berguna bagi anggota organisasi ketika mereka
membutuhkan informasi dan pemahaman yang sesuai tentang KM.
Salesman
Seperti namanya, Salesman
adalah individu yang memiliki bakat “meyakinkan” orang lain melalui kemampuan
komunikasi dan negoisasi yang handal. Mereka memiliki bakat untuk menjelaskan
sesuatu yang terlihat biasa saja menjadi hal yang menarik dan membuat orang
lain setuju terhadap pemikiran tersebut. Salesman
adalah komponen penting bagi KMers
untuk mengenalkan ide, inisiatif, manfaat dan aplikasi KM menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti. Mereka, dengan cara dan pola pikirnya mampu membuat
sesuatu yang tampaknya rumit dan konsep menjadi ide yang menarik dan tentu saja
mudah dijalankan. Mereka adalah tenaga penjual anda yang paling handal dan
menentukan diterima atau tidaknya inisiatif KM. Lebih lanjut, KMers yang sukses sebenarnya adalah
seorang Salesman yang bisa
menjabarkan konsep akademis KM menjadi aplikatif dan dapat diterima oleh
organisasi
Satu hal yang perlu diperhatikan, KM
Agents dengan karakteristik The Law of Few seringkali bukan individu dengan
jabatan dan power yang kuat. Mereka bisa saja seorang supervisor, entry level staff atau malah karyawan yang sebentar
lagi akan pensiun. Fokuslah pada kriteria dan karakteristiknya, bukan pada
jabatan atau lama kerja seseorang. Pertanyaan yang muncul lainnya ialah apakah
seluruh karakteristik tersebut harus dimiliki oleh seorang KM Agents ? Akan sangat baik jika memang anda dan tim memilih
individu yang memilliki karakteristik tersebut. Melalui mereka, fenomena Tipping Point akan terjadi secara lebih
cepat dan efisien. Tetapi pada kenyataanya paket lengkap tersebut sulit ditemui
di organisasi. Oleh karena itu, KM Agents
sebaiknya berupa tim yang memiliki perwakilan dari karakteristik tersebut. Selain
memastikan persentase keberhasilan, KM Agents
dalam bentuk tim akan menjaga semangat agents
selama pelaksanaan di lapangan.
Dengan kolaborasi individu dari The
Law of Few, serta perencanaan yang matang, anda akan melihat bahwa ternyata
mengenalkan KM ke organisasi tidak selalu membutuhkan budget berlebih atau kampanye kegiatan tradisional (yel-yel,
pidato, poster, event). Percayakan
pada Connectors, Mavens dan Salesman, lalu saksikan sendiri KM
menjadi fenomena baru di organisasi anda.
Jika anda memiliki pengalaman dalam aplikasi The Law of Few dan fenomena Tipping
Point di organisasi, saya mengundang anda untuk berbagi di blog ini
0 comments:
Post a Comment