Pertanyaan diatas belakangan ini mulai mengusik saya. Peranan SDM (people) dalam organisasi jelas sangat
penting. Tanpa karyawan, perusahaan hanya gedung-gedung kosong tanpa gunanya.
Pada akhirnya hanya manusia yang bisa menghasilkan inovasi dan nilai tambah bagi bisnis. Tentu saja, KM sebagai inisiatif yang
menekankan aspek SDM, sangat menjunjung tinggi dogma tersebut.
Tetapi, belakangan saya mulai sedikit berpikir untuk tidak terlalu
menjunjung tinggi dogma tersebut. Beberapa diskusi dengan praktisi dan KM enthusiast memberikan renungan
panjang. Bu Yoice, salah seorang KM
practitioner adalah yang memberikan insight
tersebut. Dalam salah satu diskusi kami, beliau menceritakan bahwa inisiatif KM
yang ada di organisasinya sedang menurun. Diantara penyebabnya adalah resign nya salah seorang champion CoP di lingkungan kerjanya.
Ketika menjadi champion, individu
tersebut sangat sukses menggerakkan rekan kerjanya untuk melakukan sharing dan dokumentasi pengetahuan.
Ketika karyawan tersebut resign,
penggantinya tidak cukup cakap menggerakkan massa sehingga walaupun CoP tetap
berjalan, hasilnya tidak sebaik yang sebelumnya.
“Apakah KM itu memang sangat tergantung pada personal ya?” tanya beliau. Saya pun berusaha menjawab dengan beberapa solusi yang
mungkin dapat diterapkan. Tetapi secara tidak langsung saya harus mengakui
bahwa KM di Indonesia saat ini memang sangat tergantung pada personal dan individu.
Kasus yang sama tidak hanya saya temukan dari Bu Yoice, tetapi juga di salah
satu klien yang bergerak di bidang oil
and gas. Inisiatif KM yang awalnya sangat sukses menjadi redup hanya dalam
beberapa tahun saja. Alasannya? Direksi yang menjadi Chief Knowledge Officer (CKO) pensiun sedangkan penggantinya tidak
memiliki passion dan keyakinan bahwa KM benar-benar dapat membantu bisnis.
Trend ini juga yang menjadi perhatian saya belakangan. Beberapa klien
dan organisasi yang telah menerapkan KM cenderung mengalami hal yang sama dalam
dua hingga empat tahun setelah memulai KM nya.
Mengapa ini bisa terjadi? Salah satu alasannya ialah karena pendekatan implementasi KM itu
sendiri. Ketika pertama kali diperkenalkan, inisiatif KM umumnya menekankan
kepada awareness atau kesadaran
terhadap pentingnya pengetahuan dan melakukan sharing untuk menciptakan
inovasi. Langkah ini sudah benar tetapi yang terlupakan adalah komponen KM
bukan hanya People saja. Ada Process dan Technology yang memastikan KM tetap sejalan dengan bisnis dan
membantu penciptaan inovasi.
Pendekatan awareness dan sharing pengetahuan sangat penting bagi
organisasi, khususnya bagi yang belum memiliki budaya kolaborasi dan team work. Tetapi ketika budaya itu
sudah terbangun, Anda perlu memikirkan agar budaya tersebut tidak hilang
ditelan kesibukan pekerjaan lainnya. Kelemahan utama dari workshop dan inisiatif awareness
lainnya adalah pada sifatnya yang berupa motivation
training. And like we already aware,
motivation only last in short time. Bahkan beberapa penelitian menunjukkan
bahwa training dan workshop berbasis motivasi hanya efektif
meningkatkan kinerja kurang dari tiga hari sejak training diberikan.
People do need awareness. But in
the end, only if KM help their job that will sustain.
Membangun KM yang bertahan lama
Inisiatif KM yang hanya bergantung pada people awareness dan sharing saja jelas tidak akan bertahan. Berikut
beberapa point penting yang dapat menjadi panduan dalam membangun KM yang terus
bertahan walau orang-orang kuncinya sudah tidak ada:
Bangun sistem dan organisasi
Perubahan adalah nature dari
bisnis. Begitupun dengan KM. Anda tidak bisa berharap bahwa champion, KM Agents bahkan sponsor Anda akan tetap bertahan. Sesuai
kebutuhan bisnis, mereka dapat dipindahkan atau keluar dari organisasi kapan
saja. Sistematis dan terstruktur adalah kunci utama keberhasilan inisiatif,
apapun bentuknya. Begitupun dengan KM. Semakin besar organisasi Anda, kebutuhan
akan KM yang tersistematis menjadi makin penting.
Buatlah panduan, contoh, template,
langkah-langkah yang jelas dan singkat untuk inisiatif KM yang sasarannya
massif seperti Community of Practice dan After
Action Review. Selain itu pastikan seluruhnya terdokumentasi dan dapat
diakses dengan mudah oleh anggota organisasi. Keberhasilan dan best practice juga harus disebarkan
terus menerus agar anggota organisasi mengetahui manfaat KM. Ciptakan pulse untuk menjaga KM tetap hidup.
Tahapan selanjutnya adalah membangun sistem penghargaan yang memastikan kinerja
dan sumberdaya yang diberikan mendapatkan imbalan yang sesuai.
Jangan lupakan juga untuk membangun organisasi KM yang rapih dan jelas.
Definisikan peran dan tanggung jawab agar tidak terjadi tumpang tindih. Mulailah
melakukan identifikasi individu-individu yang memiliki passion dan mendukung inisiatif KM. Analisa dan temukan
karakteristik para talent serta KM Agents yang sukses melakukan
aktivitas KM. Buatlah semacam prototype karakter KM Agents yang sesuai bagi organisasi dan
aktivitas KM. Dengan cara ini, Anda dapat mengurangi tenaga dan waktu yang
dibutuhkan ketika terjadi perubahan di
organisasi
Buat semudah mungkin
Menjelaskan konsep KM bukanlah pekerjaan gampang. Apalagi tidak semua
anggota organisasi memiliki tingkat pemahaman yang memadai untuk hal tersebut.
Begitupun dengan konsep dan metode KM yang berbagai macam. Anda harus melakukan
elaborasi aktivitas dan strategi KM dalam bentuk yang semudah dan sesederhana
mungkin. Ingat bahwa tujuan KM bukanlah menambah kepusingan anggota organisasi
tetapi memudahkan pekerjaan mereka.
Panduan dan penjelasan yang membumi dapat mencegah mereka kehilangan
minat terhadap KM. Kemudahan akses, panduan, dan dukungan dari tim KM adalah
kunci utama untuk memastikan KM tetap menjadi prioritas diantara aktivitas
mereka. Beberapa klien saya bahkan menyediakan desk help dan tim khusus untuk memastikan anggota organisasi
semakin mudah menjalankan aktivitas-aktivitas KM.
Sistem KM yang terintegrasi juga metode yang cocok jika target KM
terpisah-pisah dari segi lokasi. KM
System memungkinkan proses sharing
dan dokumentasi dilakukan kapan pun dan dimana pun. Fitur-fitur yang dapat
menjadi pilihan adalah real time sharing
via forum dan chat, project collaboration,
serta ask the expert yang
memungkinkan akses ke narasumber dan SME secara cepat. Manfaatkan infrastruktur
dan intranet sebagai portal utama menggunakan fasilitas dan tools pekerjaan. Dengan cara ini
setidaknya KM akan selalu menjadi hal pertama yang teringat oleh anggota
organisasi
Pastikan KM benar-benar membantu
People only share if it help them. Proses dan tools yang beragam, sistem IT yang canggih, dukungan dari senior management, panduan dan template bahkan kesadaran terhadap
pentingnya pengetahuan, tidak akan berguna jika KM tidak dapat meringankan
beban pekerjaan. Oleh karena itu, pastikan bahwa seluruh aktivitas, metode, dan
inisiatif yang Anda tawarkan dapat memberikan manfaat yang signifikan dan langsung dirasakan bagi penggunanya.
Sebagai awalan, tetapkan KM value proposition. Tentukan fokus dan target bisnis yang akan
dibantu oleh KM. Dengan cara ini, manfaat dan dampak bagi organisasi akan
terlihat jelas dan terukur. Selanjutnya lakukan identifikasi dan pemetaan
pengetahuan penting (knowledge mapping)
dengan cara menurunkan dari proses bisnis dan aktivitas penting. Hasil akhir
pemetaan pengetahuan akan memberikan informasi pengetahuan apa saja yang dapat
membantu pekerjaan dan mempercepat pencapaian target bisnis. Selain itu, peta
pengetahuan juga dapat memperlihatkan siapa saja narasumber dan pakar di
bidangnya serta pengetahuan apa saja yang seharusnya organisasi miliki tetapi
belum ada di organisasi saat ini.
Final note, people do matters.
Only if you want your KM initiative last for couple years.
0 comments:
Post a Comment